Suasana Tempo Dulu Kemang Village Jakarta Selatan
Warga Jakarta pasti sudah tidak asing dengan daerah Kemang Village. Daerah ini merupakan daerah yang sangat elite dan mewah di kawasan Jakarta. Kemang Village sebagaimana namanya yang berarti sebuah desa yang bernama Kemang. Nama Kemang sendiri berasal dari nama sebuah pohon yang sangat banyak ditemukan di desa tersebut kala itu. Kemang sendiri merupakan sebuah pohon yang memiliki buah seperti mangga dengan bau yang sangat harum dan memiliki rasa perpaduan antara masam dan manis.
Suasana kemang tempo dulu pada tahun 90-an
Kawasan Kemang Village sekarang merupakan kawasan perumahan yang elite dengan gedung-gedung tinggi nan mewah. Tidak hanya pemukiman mewah, namun juga berupa bangunan modern seperti kantor, sejumlah kafe, bahkan hotel juga sangat banyak di kawasan ini. Dalam sejarahnya pembangunan sudah mulai pada tahun 1990 dan semakin mewah di tahun 2018 ini. Pada tahun 1990 an hingga sekarang kawasan Kemang menjadi wilayah yang menjadi rujukan warga pendatang. Warga pendatang itu tidak hanya dari Jakarta, namun warga asing jika turut tinggal di kawasan ini. Beberapa sumber menyatakan kedatangan warga asing ke Kemang berlangsung sebelum tahun 1990.
Dulu pada era 1960 hingga 1970 Kemang Village merupakan desa yang terpencil dengan jalanan yang tidak beraspal dan becek jika hujan mengguyur. Rumah yang berdiri di kawasan ini dulunya juga sangat sederhana yang berada dari papan kayu. Sebelumnya hingga pada tahun 1970, desa Kemang memiliki penduduk asli suku Betawi yang bermata pencaharian bertani dan berkebun. Dulu desa ini juga terkenal sebagai penghasil susu sapi, karena udaranya yang sangat sejuk sehingga cocok untuk beternak sapi. Susu hasil perahan ini didistribusikan ke sejumlah wilayah di Jakarta kala itu.
Desa kecil itu bernama kemang
Kemang dulu adalah desa yang sangat sepi dengan penduduk yang sangat sedikit dan akses jalan yang tidak mudah untuk sampai ke wilayah ini. Misalnya untuk menuju Pasar Minggu, saat itu orang harus jalan kaki dulu ke Mangga Besar kemudian baru bisa melanjutkan ke Pasar Minggu dengan naik delman kala itu. Saking terpencilnya desa Kemang dan penduduk yang sangat sedikit, wilayah ini tidak masuk dalam peta DKI Jakarta kala itu. Layaknya desa yang kecil dan terisolir atau lebih tepatnya akses jalan menuju wilayah ini yang tidak mudah. Daerah tersebut konon terkenal sebagai tempat jin buang anak oleh warga Jakarta. Julukan tersebut bertujuan, karena di daerah ini suasananya sangat mencekam dengan pepohonan yang rimbun dan aktivitas warga yang sangat minim. Hal ini membuat warga Jakarta takut dan enggan berkunjung ke wilayah ini, karena alasan akses jalan yang sulit dan mitos angker.
Demikian di atas adalah gambaran suasana Kemang Village tempo dulu yang sangat sepi, sejuk, dan terkenal angker dengan masyarakat yang sangat sederhana. Namun sekarang daerah ini berubah menjadi kawasan yang sangat elite di Jakarta. Tentunya dengan perubahan ini ada nilai plus dan minus yang bisa masyarakat rasakan. Alangkah baiknya kita harus terbuka dengan perubahan dan senantiasa menyiapkan rencana-rencana untuk segala kemungkinan yang akan terjadi di masa mendatang. Akhir kata, terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca.